:Syam
Di rumahmu,
matahari memiliki kamarnya sendiri
Meski
sesungguhnya dia masih takut tidur tanpa ditemani
Matahari itu,
dan istrimu, kau merindukan mereka berdua setiap hari
Rindu yang tanpa
sadar dimulai saban pagi
Saat dentangan
jam delapan kali
merenggut hidup
semua orang yang berstatus pegawai negeri
Di rumahmu,
puisi memiliki keberaniannya sendiri
Juga harmonika
yang akhir-akhir ini kerap lupa kau bawa serta
di acara-acara
pembacaan puisi
Aku tahu kau
sebenarnya sengaja lupa
sebab bagimu,
puisi tak butuh diiringi nada-nada menyayat hati
Sebab kehidupan
tak punya cukup ruang bagi terlalu banyak melankoli
Di rumahmu, kopi
memiliki sihirnya sendiri
Bahkan ketika
kopi itu mulai dingin dan merepet tentang hujan
Seperti
buku-buku tua di perpustakaan kecilmu
yang rajin
berbicara tentang kesetiaan
Seperti cermin
besar di kamar tidurmu
yang bertanya
tentang apa yang patut dan tidak patut
apakah seorang
bintang panggung
memiliki
keharusan memanjangkan rambut?
Syam, bangunlah.
Di kamarnya matahari mulai merekah
Matahari
lagi-lagi ingin meminta izin tak masuk sekolah
Sebab di
rumahmu, matahari memiliki keinginannya sendiri
Sementara di
sekolah, matahari tak memiliki banyak pilihan berarti
Gorontalo, Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar