Senin, 15 Juli 2013

Menerjemahkan Dua Soneta Pablo Neruda



Fortuna,
Dua sajak di bawah ini adalah sajak hasil terjemahan dari dua soneta milik Pablo Neruda. Dia adalah penyair Chile yang telah menulis ratusan puisi, termasuk 100 buah Soneta Cinta. Sebenarnya aku telah mencoba menerjemahkan sekitar sepuluh soneta, tapi cuma dua ini yang bisa selesai hingga ke larik terakhir. 

Penerjemahan aku lakukan di kala senggang, sekadar mengusir jenuh. Tentu karena aku tak begitu paham bahasa Spanyol--Bahasa yang digunakan Neruda-- maka aku meminta bantuan terjemahan Inggris versi Terrence Clarke. Berbekal google translate dan interpretasi yang mungkin agak berlebihan, jadilah dua terjemahan ini.
Silahkan menikmati.

Soneta Nomor 16

Aku mencintaimu sebagai segenggam bumi
Sebab di padang rumput planet ini
Aku tak memiliki bintang lain. Semesta tergandakan
Salah satunya tumbuh sebagai engkau

Matamu yang lapang adalah sisa-sisa cahaya
Dari bintang-bintang yang kehilangan konstelasi
Kulitmu bergetar seperti jalur angkasa
Yang dilewati bintang-bintang jatuh ke bumi

Rembulan bagiku serupa ruas pinggulmu
Lingkar matahari adalah bibirmu, berikut segala kenikmatannya
begitu banyak yang menyala seperti madu tertimpa bayangan

Hatimu terbakar di sepanjang garis merah berujung jauh
hingga aku harus menerobos tubuhmu yang bara, buat mencium bibirmu
yang bulat dan mungil,  seperti merpati, seperti lekuk bumi.

(Terjemahan: Jamil Massa)

16.

I love the clump of earth that you are,
because, from the planetary prairies,
I have no other star.  You repeat
the universal multiplications.

Your wide eyes are the light that's left
of the defeated constellations.
Your skin quivers like the trails left
in the rain by the passing meteor.

Of so much of the moon, for me, were your hips,
of the entire sun your deep mouth and its delicacy,
of so much burning light, like shadowed honey,

your heart, charred with long red rays.
And so I pass by your fiery form, kissing you,
planetary and small, my geography, my dove.

(Translation: Terence Clarke)


16

Amo el trozo de tierra que tú eres,
porque de las praderas planetarias
otra estrella no tengo. Tú repites
la multiplicación del universo.

Tus anchos ojos son la luz que tengo
de las constelaciones derrotadas,
tu piel palpita como los caminos
que recorre en la lluvia el meteoro.

De tanta luna fueron para mí tus caderas,
de todo el sol tu boca profunda y su delicia,
de tanta luz ardiente como miel en la sombra

tu corazón quemado por largos rayos rojos,
y así recorro el fuego de tu forma besándote,
pequeña y planetaria, paloma y geografía.

(Pablo Neruda)

Soneta Nomor 49

Sekaranglah saatnya! Sebab hari kemarin telah mati
Di antara mata tidur, dan terang yang berjemari
Langkah-langkah hijau hari esok akan kembali
Tanpa siapa mampu menghentikan alir sungai pagi

Juga tak ada yang mampu menghentikan alir sungai di tanganmu
Dan alir sungai di matamu yang terkantuk itu, cintaku
Kau ada untuk membuat waktu bergetar, lalu berhenti
Di antara lintang cahaya dan bayang-bayang yang membungkus matahari

Sayap-sayap langit mengatup di atas kepalamu
Lalu tangan-tangannya mengantarmu ke pelukanku
Cermat, sopan, tak seorang pun tahu

Aku pun bernyanyi kepada hari, kepada rembulan
Kepada laut, waktu, dan segenap planet di masing-masing lintasan
Kepada suaramu yang dihidupkan siang, dan kulitmu yang dimekarkan malam


49

It's today!  All yesterday fell away
between fingers of light and eyes of sleep.
Tomorrow it returns with green steps,
for no one detains the river of dawn.

No one detains the river of your hands,
your sleepy eyes, my love.
You are time's temblor that passes away
between vertical light and the shadowy sun,

and the sky closes over you its wings,
lifting you, bringing you to my arms
with punctual, mysterious courtesy.

For that I sing to the day and to the moon,
to the sea, to time, to every planet,
and to your diurnal voice and nocturnal skin.

(Translation: Terence Clarke)

49

Es hoy: todo el ayer se fue cayendo
entre dedos de luz y ojos de sueño,
mañana llegará con pasos verdes:
nadie detiene el río de la aurora.

Nadie detiene el río de tus manos,
los ojos de tu sueño, bienamada,
eres temblor del tiempo que transcurre
entre luz vertical y sol sombrío,

y el cielo cierra sobre ti sus alas
llevándote y trayéndote a mis brazos
con puntual, misteriosa cortesía:

Por eso canto al día y a la luna,
al mar, al tiempo, a todos los planetas,
a tu voz diurna y a tu piel nocturna.

(Pablo Neruda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar