Minggu, 12 Januari 2014

Laki-laki dan Meja Kasir


:Arther

Waktu bagimu sama tajamnya dengan ujung paku
yang tanpa dendam menusuk lembar demi lembar
kwitansi dan faktur di atas meja kasir
Tempat kau mengkalkulasi sejumlah anasir takdir
Sembari menunjuk benda-benda
menyebut nama-nama
menyeka ingatan yang mengembun
di lensa kacamata

angka-angka kalender telah kau lingkari
pikiranmu menyisiri sunyi jalan puisi

Di belakang meja kasir itu kau percaya
puisi bisa lahir dari rumit neraca keuangan
lalu menghidupi cinta jarak jauh
yang sederhana
dan angan-angan

apa yang lebih cinta
dari puisi-puisimu yang merajah
tubuh kwitansi dan faktur
yang terhujam paku waktu di atas meja kasir itu?

Gorontalo, Juni 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar